ANALISIS SPASIAL
ANALISIS SPASIAL
Geoprocessing merupakan tools untuk semua orang yang berkaitan dengan ArcGIS 10.x, baik pemula ataupun seorang professional. Tujuan mendasar dari Geoprocessing adalah untuk memungkinkan dalam mengotomatisasi pekerjaan SIG dan menjalankan analisa spasial serta pemodelan.
Di dalam ArcGis 10.x, beberapa fungsi Geoprocessing sudah tersedia di dalam toolbar walaupun tools tersebut masih bisa di akses dari ArcToolbox.
Gambar 10.X. Beberapa tools tang digunakan dalam analisa spasial
- Extract
10.X.1. Clip
Gambar 10.2. Clip Tool Process
Digunakan untuk memotong polygon berdasarkan bentuk dari polygon lainnya. Feature yang terbentuk sebagai output yaitu feature yang bertindihan antara input dan clip feature. Misalnya untuk membuat feature baru (output) berupa kelerengan Kabupaten Bogor, feature data kelerengan Provinsi Jawa Barat (input) dipotong dengan menggunakan feature batas Kabupaten Bogor (Clip Feature).
10.X.2. Select
Gambar 9.3. Select Tool Process
Digunakan untuk membuat feature baru berdasarkan seleksi dari Query Builder (SQL). Misalnya pada satu feature penutupan lahan terdapat 13 penutupan lahan. Kita ingin membuat satu feature baru (misalnya feature Hutan Lahan Kering Primer) berdasarkan kelas penutupan lahan tersebut, maka cara seperti gambar di atas yang dikerjakan.
10.X.3. Split
Gambar 10.4. Split Tool Process
Digunakan untuk memisahkan / memotong suatu feature berdasarkan bagian-bagian tertentu. Misalnya kita memiliki feature penutupan lahan di pulau jawa (input). Dengan menggunakan satu feature batas administrasi / provinsi (split feature), kita dapat membuat data penutupan lahan di setiap provinsinya (output).
- Overlay
10.2.1. Erase
Gambar 9.5. Erase Tool Process
Digunakan untuk membuat feature dari hasil menghapusan suatu feature polygon
(input)berdasarkan bentuk feature polygon penhapusnya (erase feature).
10.2.2. Identity
Gambar 10.6. Identify Tool Process
10.2.3. Intersect
Gambar 10.7. Intersect Tool Process
10.2.4. Spatial join
Digunakan untuk menambahkan keterangan / field pada attribute dengan data attribute join feature berdasarkan lokasi geografisnya. Tool ini biasanya menjawab pertanyaan seperti “Apa nama-nama desa yang dilewati oleh sungai Melawi, Kalimantan Barat?” atau “ Dimana paling banyak dijumpai spesies Megophrys nasuta berdasarkan kelas ketinggian, kelerengan, dan suhu di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan?” atau juga menjawab pertanyaan “Di Kecamatan mana saja yang masih terdapat Hutan Lahan Kering Sekunder di Provinsi Lampung pada tahun 2006?.
Gambar 10.8. Proses dan hasil dari Spasial Join Tool
Pada tabel / attribute diatas misalnya, dari hasil spasial join antara feature Penutupan lahan tahun 2006 dengan batas administrasi Provinsi Lampung.
10.2.5. Union
Gambar 9.10. Union Tool Process
Menggabungkan dua feature / lebih. Hanya bisa untuk feature polygon. Batas- batas antar polygon dalam feature output akan dipertahankan sesuai dengan feature inputnya.
- Proximity
10.3.1. Buffer
Gambar 10.X2. Buffer Tool Process
Digunakan untuk membuat feature baru berasarkan penambahan luasan (optional ; bisa seluruh atau samping) pada jarak/radius tertentu dari titik/garis/batas feature input.
10.3.2. Multiple Buffer
Gambar 10.X3. Multi Buffer Tool Process
Digunakan untuk membuat lebih dari satu buffer secara berurutan. Tool ini biasanya digunakan untuk mengetahui distance pada jarak-jarak terentu secara sistematis.
- Generalization (Data Management Tools)
10.4.1. Dissolve
Gambar 9.14. Dissolve Tool Process
Menciptakan feature baru dengan menggabungkan poligon yang berdekatan, garis,atau wilayah yang memiliki nilai / attribute yang sama untuk item tertentu.
10.4.2. Generalize Polygon Part
Gambar 10.X5. Generate Polygon Part Tool Process
Menciptakan fitur kelas keluaran baru yang berisi fitur dari poligon Input dengan beberapa bagian atau lubang dengan ukuran tertentu yang dihapus.
10.4.3. Eliminate
Gambar 9.16. Eliminate Tool Process
Comments
Post a Comment